Tuesday, 14 January 2014

INDONESIA - Bandung~ day 2 part 2

mm

TANGKUBAN PERAHU


sambungan cerita kemarin....

ini ceritanya...


Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu GunungTangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat Parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.

Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Dayang Sumbi sangat cantik dan cerdas, banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Galau hati Dayang Sumbi melihat kekacauan yang bersumber dari dirinya. Atas permitaannya sendiri Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi pun menikahi Si Tumang dan dikaruniai bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring selalu ditemani bermain oleh Si Tumang yang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, gagah perkasa dan sakti.
Pada suatu hari Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya Si Tumang untuk mengejar babi betina yang bernama Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, Sangkuriang marah dan membunuh Si Tumang. Daging Si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah Si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka dan diusirlah Sangkuriang.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya, begitu juga sebaliknya. Terjalinlah kisahkasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya.
Dayang Sumbi pun berusaha menjelaskan kesalahpahaman hubungan mereka. Walau demikian, Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan mejadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai unga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).




Selepas bersarapan pagi di hotel kami bertolak menuju ke Tangkuban Perahu (sebuah kawah gunung berapi yang masih aktif tetapi tidak berbahaya).

Kami bertolak pada pukul 8 pagi,perjalanan memakan masa selama satu setengah jam. Jangan hairan jika penjual mengikut ke mana saja kita  pergi kerana itu memang cara mereka berjualan. Memang  ramai peniaga yang menyerbu kita dan menjual pelbagai barangan tetapi kita  boleh kata TAK NAK kalau tidak mahu..Elak  membeli di sana kerana barangan di Pasar Baru lebih murah menurut rombongan dari Negeri Perak

.Sebab saya dah terkena beli 5 tasbih untuk sahabat  diorng jual IDr150 ribu rupiah. Pastikan ada memakai kasut sneakers dan elakkan kasut bertumit kerana perjalanan ke kawah sangat jauh.Melainkan kita bawa kereta sendiri atau sewa kenderaan.

sibling and niece


lunch... 

di puncak apa namanya..dah lupa

Selepas makan tengahari,kami meneruskan perjalanan ke Bandung ,perjalanan kami diiringi hujan lebat,misi untuk membeli dress adakah kesampaian??

Misi seterusnya ke Rumah Mode ianya terletak di Sukajadi.Barangan yang dijual lebih kepada baju,seluar,pakaian kanak-kanak harga mahal sedikit daripada F.O.S jalan Dago atau Riau tapi tak ada pula dress yang diinginkan..hampa..

apa pun kita layan dulu hasil gambar kami berempat di Rumah Mode



wajah cerita adik-adik dan nieces




kami meninggalkan Rumah Mode dalam keadaan kecewa,ah..pak Ujang napa la tak nak bawa kami ke Pasar Baru??dia kata dia tak suka bawa tamu ke sana sebab banyak pencopet dan perlukan masa satu hari untuk menghabiskan masa explore tempat tu..ah...


Tak ada yang menarik dekat Rumah Mode tak masuk jiwa aku dengan style bajunya dengan colournya sekali,kebanyakan yang datang shopping masa tu warga emas huhuhu..


Bandung Day 2~ 8.1.2014

Bandung





shopping

keluar dari hotel supir dah sedia menunggu depan lobby,supir perkenalkan diri namanya pak Ujang,dia tanya ke mana sy bagitahu nak ke Factory Outlet.Dia tanya ke Jalan Riau atau Dago saya kata nak ke jalan Dago..Dari hotel ke jalan Dago tak pun sampai setengah jam naik kereta.


Shopping sakan tak sedar dah jam 2 pm kita orang ajak Pak Ujang p lunch dia bawa kita ke Restoran Belacon katanya Restoran tu sedap dan orang Malaysia suka makan di situ jika berkunjung ke Bandung..makanan sedap harga ok..kami ajak pak Ujang makan sekali tapi dia tak nak..dia tak lapar ke..cian dia..



Wednesday, 1 January 2014

Happy New Year 2014

happy new year 2014





Tahun baru ,azam baru dan semua baru..semoga tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.Perkara biasa yang terlintas di fikiran adalah travel..travel memang perlu wang,masa dan cuti jika mereka yang bekerja makan gaji.Dari segi budget saya bukan lah orang yang di lahirkan mewah sejak dari kecil..perkataan ala kadar itu sudah sinonim dengan prinsip hidup saya.

Tidak perlu saya banggakan,semuanya hanya rezeki yang telah Dia berikan yang telah mengabulkan doa,kerja keras,izin dari orang tua dan juga impian saya sejak zaman sekolah menengah.



Travel masa pandemik Covid19 (Kota Kinabalu-Kuala Lumpur)

 Tarikh 3 August 2020   Perjalanan dari KKIA menuju ke KLIA2 Kaunter self check in  sebahagian tidak berfungsi,balik-balik scan tak dapat ak...